Minggu, 24 Juli 2011

3 pekan sharing Ortu dan Anak

Dalam rangka memperingati Ulang Tahun ke 3 Pusat Asesmen Psikologi dan Pengembangan Kompetensi SCHEMA, kami akan menyelenggarakan “3 Pekan Sharing” dengan beberapa tema. Adapun rangkaian kegiatan yang akan kami selennggarakan, sbb :

1. Sabtu, 6 Agst ‘11, 09.00 - 12.00 =>Anak kelas 4-6 (disertai sharing singkat orang tua) Workshop“Problem Solving” =>Rosana Dewi Yunita, M.Si., Psi => Rp. 80.000,-
*maks 15 peserta

...2.Minggu, 7 Agst ‘11, 09.00 - 12.00=>Anak kelas 1-3 (disertai sharing singkat orang tua) Workshop =>“Kemampuan Mempertahankan Diri “ Irma Sukma Dewi, Psi =>Rp. 80.000,-
*maks 15 peserta

3.Sabtu, 13 Agst ‘11,09.00 - 12.00 =>Orang tua Dampak Pandangan Orang Tua terhadap Motivasi Berprestasi Remaja =>Karlinawati Silalahi, M.Si., Psi =>Rp. 50.000,-
*maks 20 peserta

4. Minggu, 14 Agst ‘11, 09.00 - 12.00 => Orang tua Tips Praktis Menangani Perilaku Anak =>Mira K.Putri, M.Si., Psi => Rp. 50.000,-
*maks 20 peserta

5. Sabtu, 20 Agst ‘11, 09.00 - 12.00 =>Sekolah Persiapan Sekolah menuju Inklusi => Wiratih Rahayu => Rp. 50.000,-
*maks 20 peserta

6. Minggu, 21 Agst ‘11, 09.00 - 12.00 Sekolah => Brain Based School Management => Yanti Dewi Purwanti, S.Psi=> Rp. 50.000,-
*maks 20 peserta

Informasi dan pemesanan :
Alamat : Ruko Depok Maharaja A9/2, Pancoran Mas, Depok
Telp : 021—77 88 34 33 / 089 87 25 26 27 / 085 629 34 344
Email : schema08@gmail.com
* Tiket dapat dipindah tangankan
* Pembatalan tiket, uang kembali

SCHEMA memberikan diskon khusus kepada sekolah Bapak/ibu, sbb :
Klien SCHEMA (pernah bekerja sama dengan SCHEMA)
Disc 50 % per kegiatan (pembayaran paling lambat 5 Agustus ‘11
Disc 25 % per kegiatan (pembayaran 6 Agustus s/d hari H)
Harga Special untuk tiket terusan (semua kegiatan)
sebesar Rp 160.000,-

Non klien SCHEMA (belum pernah bekerja sama dengan SCHEMA)
Disc 35 % per kegiatan (pembayaran paling lambat 5 Agustus ‘11)
Harga Special untuk tiket terusan (semua kegiatan)sebesar Rp. 200.000,-

Cara Pembayaran :
a. Tunai ke SCHEMA, Depok
b. Transfer Rekening BCA a.n. Rosana Dewi Yunita 715 028 2874
***mohon konfirmasi melalui sms atau telp ke no contact Schema apabila telah melakukan transfer rekening


Sekilas Pembicara :
1. Rosana Dewi Yunita, M.Si., Psi
Psikolog SCHEMA, dosen, associate di Klinik Terpadu Fak Psikologi UI, Peminatan di bidang Psikologi Pendidikan
2. Irma Sukma Dewi, Psi
Psikolog SCHEMA, Praktisi Psikolog Sekolah, aktif sebagai pengurus Asosiasi Psikolog Sekolah Indonesia (APSI)
3.Karlinawati Silalahi, M.Si., Psi
Dosen, associate di Klinik Terpadu Fak Psikologi UI, peminatan di bidang Pendidikan serta Konseling Keluarga dan Perkawinan, aktif di Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Pelkesmas, Kalimalang)
4.Mira Kencana Putri, M.Si., Psi
Psikolog anak, dosen di beberapa institusi pendidikan di Medan, associate beberapa lembaga psikologi, berpengalaman menangani anak berkebutuhan khusus di Sheiling School, Camphill Community Ringwood (England), serta aktif di Pusat Krisis Fak Psikologi UI
5.Wiratih Rahayu
Ketua tim pengembang kurikulum sekolah inklusi Bintang Bangsaku, Finalis lomba Toyota Bercerita 2011
6.Yanti Dewi Purwanti, S.Psi
Kepala Sekolah Bintang Bangsaku, Juara Nasional Kepala Sekolah Berprestasi tingkat Taman Kanak-kanak tahun 2009, Tim Asessor Kepala Sekolah Tingkat Nasional.

Yuukkk, berbagi ilmu bersama ^_^

Selasa, 12 Juli 2011

Miskin Bahasa

Anak yang waktunya habis untuk bermain sendirian, terlihat tenang,membisu dan penuh konsentrasi, bukan berarti anak tersebut “baik-baik”saja karena diam tak selalu emas.

Heidy  sangat senang karena hari ini akan kedatangan sahabat lamanya,yang baru saja terhubung kembali lewat jejaring sosial di dunia maya.Heidy bertambah senang saat melihat sahabatnya membawa anak yang seusiadengan Jihan (3 tahun), anaknya. Tidak membutuhkan waktu lama, Jihanlangsung bermain dengan teman barunya, Andini. Heidy memperhatikan saatkedua anak tersebut bermain. Suara Andini begitu mendominasi percakapanmereka, sementara Jihan lebih sering mengangguk dan menggeleng, tanpabanyak suara. Pilihan kata dan kalimat Andini pun sangat banyak, berbeda jauh dengan Jihan. Saat ditanya, Andini bisa menjelaskanjawabannya dalam kalimat panjang, sementara Jihan lebih banyakmengangguk, menggeleng, atau menjawab perlahan dengan sepatah-dua patahkata. Selama ini Heidy tidak pernah menganggap itu sebagai suatu halpenting karena menurutnya sifat pendiam Jihan adalah turunan daridirinya. Heidy mengakui bahwa dirinya pendiam, dalam arti berbicarauntuk hal yang penting saja karena tidak mau mencampuri urusan oranglain. Bahkan dia senang saat Jihan terlihat tenang dan konsentrasi saatmain puzzle, masak-masakan, atau menyusun balok. Namun melihat anaknyayang seolah miskin bahasa dibandingkan teman sebayanya, Heidy menjadikhawatir dan berfikir jangan-jangan anaknya mengalami masalah dalamberkomunikasi. Perkembangan BahasaPerkembangan bahasa seorang anak bukan dimulai saat dia belajarberbicara, melainkan sejak dia baru lahir. Tangisan, rengekan, maupunbahasa tubuh seperti ekspresi wajah, kontak mata, cara berdiri, maupungerakan tangan dan jari, merupakan cara-cara bayi berkomunikasi untukmenyampaikan keinginan, perasaan, pertanyaan, maupun pendapatnya.

Menurut Dr. Richard C. Woolfson dalam Small Talk, para ahli psikologi alami menyatakan bahwa  setiap anak lahir dengan kemampuan yangmerupakan bakat untuk belajar bahasa. Ada tonggak-tonggak perkembanganbahasa yang berlaku umum pada setiap anak. Sementara para ahli psikologiyang pro pada “pengasuhan” , menyatakan bahwa perkembangan bahasaseorang anak berasal dari menirukan kata-kata yang didengarnya dalamkehidupan sehari-hari. dan mendapatkan penguatan dari orang-orang disekitarnya.   Dr. Richard C. Woolfson memadukan kedua pendekatantersebut dengan menganggap bahwa alam dan pengasuhan mempunyai peranyang sama penting dalam perkembangan bahasa anak.

Miskin  Bahasa
Istilah miskin bahasa sebenarnya tidak ada dalam kamus perkembangananak. Istilah tersebut menunjukkan kurangnya perbendaharaan kosa kataseorang anak dibandingkan teman-teman seusianya. Sesuai tonggakperkembangan, anak usia 3 tahun seharusnya antara lain sudah menguasaipaling sedikit seribu kosa kata,  senang mengajukan pertanyaan mengenaiarti kata yang belum dikenalnya, senang mendengarkan cerita denganbanyak tokoh, dan juga semakin fasih dalam berbicara walau kadang masihsalah mengucapkan kata atau cadel saat melafalkannya. Namun bila haltersebut belum tercapai, berarti ada sesuatu yang menjadi penyebabnya.

Diam tak Selalu Emas
Menurut psikolog Irma Sukma Dewi, dari Schema Psikologi, pola kebiasaanyang dilakukan, sangat mempengaruhi kemampuan bahasa seorang anak. Bilaanak terbiasa duduk di depan televisi,   maka bisa jadi kosa katanyaakan berkembang. Bahkan bila dilakukan secara terus menerus, maka anakakan hafal pada dialognya. Namun, belum tentu dia cakap dalam berdialogkarena komunikasi yang terjalin hanya berjalan satu arah. Selain itu,Irma juga mengingatkan bahwa anak yang waktunya habis untuk bermain sendirian, terlihat tenang, membisu dan penuhkonsentrasi, bukan berarti anak tersebut “baik-baik” saja karena diamtak selalu emas.  Apalagi bila orang-orang di sekitarnya tidak menyadaribahwa stimulasi kepada anak kurang diberikan, sehingga bila anakbertanya, jawabannya pun sekedar Ya atau Tidak. Selain itu, adanyakebiasaan menghentikan pertanyaan si kecil dengan kalimat yangmeremehkan seperti, “Anak kecil nggak perlu tahu! Ini urusan orang tua!”membuat anak merasa takut atau malas untuk bicara lagi. Terbayang kan,produk anak seperti apa yang dihasilkan lingkungan seperti itu? Pastianak tersebut akan sulit mencapai tonggak-tonggak perkembangan sesuaidengan usianya.

Selalu Ajak Bicara
Irma Sukma Dewi kembali mengingatkan, “Pada prinsipnya, bila ingin anakpandai bicara, maka ajaklah bicara.” Stimulasi seharusnya dilakukansejak anak bayi, dimana mereka belum mampu bicara. Meskipun terlihat“aneh”, namun itulah yang dinamakan stimulasi bahasa. Bayi belajar darisuara yang didengarnya, gerakan yang dilihatnya, dan ekspresi dariorang-orang terdekatnya. Seiring dengan usianya, berilah kesempatan anakuntuk bersosialisasi dengan orang lain, sehingga akan mengasahketerampilan untuk berkomunikasi. Dengarkan dengan seksamapembicaraannya dan beri kesempatan anak untuk berpendapat dalamkeputusan kecil keluarga. Semakin sering anak diajak berbicara,berdiskusi, maka tak hanya perbendaharaan katanya yang bertambah, tetapikalimat yang dipergunakannya juga akan berkembang.

Orang tua berperan penting dalam memberikan stimulasi bahasa pada anak.Bila orang tua harus bekerja, pastikan pada pengasuh di rumah untukselalu mengajak anak bicara sehingga kemampuan bahasa anak akan tercapaisesuai dengan tonggak-tonggak perkembangannya.

Ditulis oleh mbak Imas, dimuat di majalah Parents Guide