Selasa, 21 Juni 2011

Si Cakar Ayam

As They Grow - 7-9 Years
Si Cakar Ayam
ditulis oleh mbak Imas, dimuat di majalah Parents Guide

Menulis merupakan keterampilan tingkat tinggi, yang tidak serta merta bisa dikuasai anak, apalagi bila tidak disertai oleh pola asuh yang mendukung.

Mau dibaca dari depan, dari belakang, diputar, atau dibalik, hasilnya sama saja. Mita tetap saja mengalami kesulitan saat harus membaca tulisan anaknya, Rio (8 tahun).  Kalau nggak mau dibilang seperti cakar ayam, tulisan Rio tak beda jauh tulisan resep dokter. Hanya saja resep dokter masih bisa dibaca apoteker, sedangkan tulisan Rio belum tentu bisa dibaca. Sepertinya hanya Rio dan Tuhan yang tahu, apa makna tulisannya. Mita membayangkan bagaimana guru Rio membaca pekerjaan anaknya di sekolah. Rio sebenarnya mengerti materi yang dipelajarinya dengan baik, namun tulisannya sama sekali tidak menunjukkan  hal tersebut. Untung guru di sekolah Rio sangat baik karena masih memberi kesempatan anaknya untuk menjelaskan maksud tulisannya secara lisan.  Sehingga selain pelajaran menulis dalam Bahasa, nilai anaknya masih bisa diselamatkan. Mengapa tulisan Rio begitu sulit dibaca bak cakar ayam ya?

Kesulitan Menulis
Menurut psikolog Irma Sukma Dewi dari Schema Psikologi, pada umumnya anak yang mengalami kesulitan menulis mempunyai masalah dalam koordinasi visual motorik halus, yang membutuhkan koordinasi antara mata dengan tangan, walaupun dia mempunyai gerak motorik kasar yang berkembang baik. Sering kali anak juga kurang sabar melakukan kegiatan sejenis, misalnya mengancingkan baju, mengikat tali sepatu, dan sebagainya. Saat memasuki usia sekolah, organisasi tulisan kurang baik, jarang memperhatikan ejaan, tanda baca, tata bahasa, atau kejelasan dari apa yang mereka tulis. Selain itu, mereka pada umumnya juga mengalami permasalahan dengan tata bahasa, organisasi paragraf yang jelek, kesalahan dalam mengeja, dan tentunya kualitas tulisan yang buruk atau kalaupun baik, biasanya lama mengerjakannya. Selain itu, tak jarang permasalahan ini terkait dengan perkembangan yang lain, seperti pemusatan perhatian dan hiperaktivitas yang tentunya berpengaruh pada pengendalian diri secara umum.

Keterampilan Tingkat Tinggi
Irma juga menyatakan bahwa menulis merupakan keterampilan tingkat tinggi, yang tidak serta merta bisa dikuasai anak, apalagi bila tidak disertai oleh pola asuh yang mendukung. Bila anak mengalami masalah dalam tulisan, kita bisa memperhatikan kembali tahapan perkembangan yang telah dilaluinya, apakah secara umum tahapan pada masing-masing usia dilaluinya dengan cukup baik? Apakah ada permasalahan tertentu pada salah satu atau beberapa tahapan berikutnya? Apakah ada “pemaksaan” tertentu sehingga anak dapat menulis setelah melakukan usaha yang sangat keras? Sedari dini, seharusnya anak dibiasakan untuk menggunakan jari-jemarinya untuk menggenggam, meremas, memilin, dan sebagainya. Kombinasikan juga dengan kemampuan visualnya, misalnya melepas dan memasang kancing, membuka dan menalikan sepatu, atau makan dengan sendok dan garpu. Ketika ia mulai memegang alat tulis, kenalkan dulu dengan alat yang berdiameter besar seperti krayon sebelum sampai pada pensil. Dan sebelum menulis, perhatikan dulu apakah ia telah dapat memproduksi coretan, garis lurus, garis lengkung, dan seterusnya. Menulis, apalagi huruf kecil, memerlukan keluwesan dalam menggerakkan pergelangan tangan dan jari, juga ketepatan dalam melakukan pengamatan. Jika semua tahapan telah dilalui dengan baik dan tanpa pemaksaan, seharusnya menulis menjadi keterampilan yang pada akhirnya dapat dikuasai dengan wajar. Bila tidak, maka yang terjadi adalah keterampilan menulis anak menjadi tidak optimal.

Disgrafia
Disgrafia merupakan kesulitan menulis yang dialami anak yang disebabkan kelainan neurologis yang meliputi hambatan fisik, seperti tidak bisa memegang alat tulis dengan mantap sehingga tulisannya buruk. Anak disgrafia mengalami kesulitan dalam mengharmonisasikan ingatan dengan penguasaan gerak ototnya secara otomatis saat menulis huruf dan angka. Ciri anak disgrafia antara lain saat menulis huruf tidak konsisten dan proporsional, penggunaan huruf besar dan kecil masih tercampur, dan tampak harus berusaha keras saat mengkomunikasikan suatu ide, pengetahuan, atau pemahamannya lewat tulisan. Gangguan ini bukan disebabkan tingkat intelegensi yang rendah, kemalasan, asal-asalan menulis, dan tidak mau belajar. Gangguan ini juga bukan akibat kurangnya perhatian orang tua, ataupun keterlambatan proses visual motoriknya.

Bantu Aku
Dengan memahami penyebabnya maka akan lebih mudah bagi orang tua atau guru membantu anak menyelesaikan permasalahannya. Jika permasalahan yang terkait dengan menulis dirasa cukup berat, alangkah baiknya mendatangi pihak yang kompeten agar dapat dilakukan pemeriksaan yang komprehensif.

Yang perlu dikhawatirkan selanjutnya adalah timbulnya permasalahan yang meluas, misalnya anak menjadi minder, menolak sekolah, atau cemas berlebihan, sehingga prestasi akademiknya tidak sesuai dengan potensi sesungguhnya. Oleh karena itu, kita harus segera kita membantunya dengan cara :

Terus berlatih menulis dengan cara yang menyenangkan bagi anak, seperti menjawab teka-teki, menulis kartu ucapan, mengirim pesan lewat kartu pos, dan lain sebagainya. Dengan terus berlatih tanpa menggunakan pemaksaan, maka tulisan anak bisa diperbaiki, minimal untuk bisa dibaca oleh orang lain

Berikan pujian dalam setiap kemajuannya. Hargailah setiap kemajuannya dengan memberikan pujian yang tulus untuk membangun rasa percaya dirinya. Beri kesempatan untuk menulis dengan media lain. Biarkan anak menulis dengan komputer atau mengirimkan pesan pendek melalui handphone. Sehingga anak mengetahui bahwa mengungkapkan pikiran tidak selalu menggunakan tulisan tangan. Lakukan dengan kesabaran. Jangan berkecil hati bila tulisan anak tidak sebagus temannya. Bekerjasamalah dengan guru di sekolah, untuk membantunya berlatih menulis karena practice makes perfect.

Tak ada yang sempurna di dunia. Bila tulisan anak terlihat tidak indah, bukan berarti dunia telah berakhir bukan? Sambil terus berlatih, lihatlah potensi dirinya yang lain dan jadikan mutiara dengan terus mengasahnya. 

1 komentar:

  1. Dear Tim Schema

    Saya tertarik untuk bergabung dengan Schema Psikologi, tolong informasi kan alamat beserta no tlp ke email saya.

    Regard
    Azis

    BalasHapus